Evaluasi Dampak Ekonomi Keluarga dan Prestasi Edukatif dari Program Makan Siang Gratis: Analisis Komparatif Antara Sekolah Urban dan Rural

DESC FEB UNDIP
6 min readMar 29, 2024

--

Oleh: Zelika Karela, Himawan Nugraha

Sumber : https://cdn.shopify.com/s/files/1/0043/8471/8938/products/causes__banner__5fcce97b-2481-4bad-9bce-93510a89e29a_812x.jpg?v=1608656768%7D

Dalam setiap pemilihan umum, perhatian publik tidak hanya tertuju pada visi, misi, dan program kerja calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), tetapi juga pada tindakan dan kebijakan yang diambil setelah terpilih. Salah satu topik yang menjadi perhatian adalah kebijakan kesejahteraan masyarakat, termasuk upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti akses terhadap makanan.

Dalam konteks ini, upaya menyediakan makan siang gratis bagi capres dan cawapres setelah terpilih menjadi subjek diskusi yang menarik. Kebijakan semacam ini mengundang pertanyaan tentang urgensi, dampak, dan implikasinya terhadap dinamika sosial, politik, dan ekonomi suatu negara.

A. Pengeluaran Sumber Anggaran Dana dan Hubungan Terkait APBN

Pertimbangan akan dampak keuangan negara dari implementasi Program Makan Siang Gratis hingga saat ini masih dalam perdebatan. Sejumlah ekonom meyakini program makan siang gratis ini akan menambah berat beban Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara. Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal mengatakan ada 3 kemungkinan dampak yang akan terjadi dari pelaksanaan makan siang gratis kepada APBN. Hal tersebut antara lain :

  • Pemerintah akan menggeser anggaran lainnya untuk menjalankan makan siang gratis.
  • Pemerintah akan menaikkan penerimaan pendapatan.
  • Pemerintah akan memperlebar defisit alias menambah utang negara.

Dari ketiga hal di atas, opsi yang paling mungkin dilakukan oleh Pemerintah adalah opsi ketiga. Hal ini dikarenakan opsi pertama memiliki imbas besar terhadap anggaran lain seperti anggaran yang tadinya digunakan untuk program perlindungan sosial maupun anggaran kesehatan berupa BPJS atau bahkan anggaran pendidikan. Opsi kedua sangat tidak mungkin dilakukan karena meningkatkan anggaran yang besar dalam jangka waktu pendek akan sangat sulit untuk dilakukan.

B. Kecukupan akan Pangan Dalam Negeri dan Kemungkinan akan Impor

Salah satu klaim yang pernah diutarakan oleh TKN Prabowo-Gibran adalah bahwa program makan siang gratis ini akan “menyerap produksi pangan dari petani lokal”, bukan dari impor.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras Indonesia pada 2023 susut menjadi 30,89 juta ton. Sedangkan angka konsumsinya mencapai 35,3 juta ton. Hampir setengah dari kebutuhan daging sapi nasional sebesar 500.000 ton per tahun juga dipenuhi melalui impor. Untuk komoditas susu segar, produksi dalam negeri hanya dapat memenuhi 20% dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,4 juta ton pada 2022. Belakangan ini pun, pemerintah mengimpor 600.000 ton beras untuk menutupi defisit produksi beras dalam negeri, yang telah mengakibatkan harga beras melonjak tinggi.

Koordinator Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, justru khawatir yang terjadi malah sebaliknya mengingat kapasitas produksi bahan-bahan pangan di Indonesia sampai saat ini bahkan belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi. Tanpa diimbangi dengan peningkatan produksi bahan-bahan pangan, maka program ini kemungkinan besar pada akhirnya akan bergantung pada impor.

C. Pembelajaran dari Program Makan Siang Gratis yang Telah Diimplementasikan Sebelumnya

Program makan siang gratis bagi anak-anak sekolah akan memberi sejumlah dampak positif, termasuk perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM), hingga menggerakkan ekonomi nasional dan mendorong kesejahteraan. Juru bicara TKN Prabowo-Gibran, Hamdan Hamedan menyatakan, hal itu sejalan dengan laporan World Food Programme (WFP) bertajuk “State of School Feeding Worldwide 2022” pada 2017 menyebutkan, program makan siang gratis di sekolah telah membantu lebih dari 418 juta siswa secara global, setidaknya di 76 negara.

Misalnya, dalam konteks pesantren, program seperti ini sudah dijalankan sejak puluhan, bahkan ratusan tahun oleh para kiai/nyai. Sementara pada periode 1997–2000, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pernah menjalankan program ‘Pemberian Makan Tambahan Anak Sekolah’ yang menjangkau 2,3 juta siswa di luar Jawa serta Bali.

Selanjutnya sejak 2005–2010, WFP menjalankan program WFP School Feeding (Fortified Biscuit) dengan penerima manfaat mencapai 800 ribu siswa di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Jabodetabek. Dari program tersebut, WFP mencatat bahwa setiap US$1 yang diinvestasikan, dapat menghasilkan dampak ekonomi hingga 9 kali lipat. Hal ini belum termasuk potensi penciptaan 1,8 juta pekerjaan di Indonesia, sebuah angka yang tak bisa diabaikan.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, banyak orang yang meyakini bahwa program makan siang gratis besutan Prabowo-Gibran akan mendukung langkah anak-anak Indonesia menyambut masa depan cerah, bersamaan dengan pembukaan lapangan kerja baru.

Sebelumnya, pada awal Desember 2023, Prabowo menyatakan bahwa pemberian makan siang gratis menjadi salah satu program yang disarankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan bahwa program ini adalah langkah tepat untuk mengurangi kemiskinan, menghilangkan angka (anak) kekurangan gizi, dan stunting. Ini akan membawa suatu bangsa bangkit menjadi bangsa yang kuat.

D. Efektivitas Program dalam Penanggulangan Stunting pada Anak

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), secara nasional angka stunting pada 2022 menurun menjadi 21,6 persen. Dengan demikian, angka stunting menunjukkan penurunan sebesar 2,8 persen bila dibandingkan dengan 2021 yang mencapai angka 24,4 persen. Pemerintah menargetkan angka stunting menurun jadi 14 persen pada 2024. Menurut Kemenkes RI, stunting adalah bentuk kegagalan pertumbuhan atau growth faltering akibat tidak cukupnya nutrisi yang diterima anak sejak kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan stunting dapat semakin parah bila tidak terimbanginya kejar tumbuh atau catch up growth anak.

Dokter spesialis anak, Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, mengatakan ada banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk mengatasi stunting. Ia berpendapat bahwa tujuan program (makan siang dan susu gratis) sudah benar. Namun, belum lengkap. Harus ditambah dengan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, promosi serta konseling menyusui dan gizi, hingga pemberian suplemen.

Dalam pemberian makan siang gratis bagi pelajar, Prabowo harus cermat terhadap menu yang disajikan. Prof. Hinky menyebutkan, asupan karbohidrat, lemak, hingga protein yang cukup wajib terkandung di dalam menu makan siang agar tujuan menurunkan angka stunting tercapai. Menu makan yang baik harus mengandung hidrat arang (karbohidrat), lemak, protein, serta vitamin dan mineral. Perlu juga buah-buahan manis, sayuran hijau, dan susu dua gelas setiap hari.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tujuan penanganan stunting tidak akan terwujud jika mengandalkan program makan siang dan susu gratis bagi pelajar. Prof. Hingky menegaskan, harus ada kolaborasi yang masif dengan banyak pihak. hal ini karena mencangkup lebih dari 80 juta penerima yang merupakan siswa pra-sekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.

E. Penerapan Program Makan Siang Gratis di Luar Negeri

Sejumlah negara sudah menyelenggarakan program makan gratis untuk anak sekolah. Program yang kerap bernama lunch atau meal program for school sudah diimplementasikan di India, di sejumlah negara bagian Amerika Serikat, London(Inggris), Brasil, Estonia, Finlandia, dan beberapa negara Afrika. Negara tetangga seperti Malaysia, filipina, Kamboja, dan Thailand juga sudah memiliki program makan siang gratis di sekolah.

Di India, program makan siang gratis yang disediakan pemerintahnya telah muncul sejak 1995. Program itu bagian dari Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar (The National Programme of Nutritional Support to Primary Education/NP-NSPE) yang dikenal sebagai Mid-Day Meal Scheme (MDMS).P-NSPE merupakan program yang bertujuan untuk mengatasi “kelaparan di kelas bawah” dan mendorong anak-anak miskin, yang termasuk kelompok kurang mampu, untuk bersekolah secara teratur dan membantu mereka berkonsentrasi pada kegiatan kelas. Program ini pada dasarnya sebagai upaya untuk mengatasi masalah ketahanan pangan, kekurangan gizi, dan akses terhadap pendidikan dalam skala nasional. MDMS ini merupakan program pemberian makanan sekolah terbesar di dunia yang menjangkau sekitar 12 crore anak di lebih dari 12,65 lakh sekolah/pusat EGS di seluruh negeri atau lebih dari 125 juta anak berusia 6–14 tahun. Namun, Seiring berjalannya waktu, program MDM ini tak berjalan mulus. Program ini penuh dengan korupsi dan penerapannya yang tidak tepat, sehingga sering kali membahayakan dan mengecewakan kelompok rentan yang ingin dilayani. Sempat terjadi insiden keracunan makanan di sekolah di Bihar yang menewaskan 23 anak. Times of India pun pernah melaporkan bahwa 50 siswa sekolah dasar negeri harus dirawat di rumah sakit di Bihar setelah makan makanan yang terkontaminasi bangkai kadal. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia perlu belajar dengan insiden tersebut, pemerintah harus memperketat pengawasan pada pelaksanaan program makan siang gratis serta melakukan perencanaan yang matang guna mewujudkan tujuan program makan siang gratis ialah mencegah stunting.

REFERENSI

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240227095608-4-517857/ekonom-ingatkan-makan-siang-gratis-prabowo-berisiko-bebani-apbn

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4nw109pyx1o

https://m.bisnis.com/amp/read/20240228/10/1744886/bank-dunia-ekonom-wanti-wanti-dampak-makan-siang-gratis-prabowo-ke-defisit-apbn

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231230144727-633-1043509/program-makan-siang-gratis-diyakini-dukung-masa-depan-anak-bangsa

https://www.bbc.com/indonesia/articles/c4nw109pyx1o

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20231129124904-33-492963/prabowo-janjikan-makan-siang-gratis-bisakah-atasi-stunting

https://www.cnbcindonesia.com/news/20240228063028-4-518136/india-bagikan-makan-siang-gratis-sejak-1995-begini-caranya

--

--

DESC FEB UNDIP
DESC FEB UNDIP

Written by DESC FEB UNDIP

Diponegoro Economic Student Community (DESC) FEB UNDIP is an autonomous organization of Economics Department.

No responses yet